Beranda | Artikel
Tingkatan-Tingkatan Orang Berilmu dan Beriman
Senin, 18 Mei 2020

Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Taslim

Tingkatan-Tingkatan Orang Berilmu dan Beriman adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Keutamaan dan Kemuliaan Ilmu. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abdullah TaslimM.A. pada 5 Jumadal Akhirah 1441 H / 30 Januari 2019 M.

Ceramah Agama Islam Tentang Tingkatan-Tingkatan Orang Berilmu dan Beriman

Imam Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala menyebutkan segi keutamaan ilmu yang ke-20. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika Dia memberitakan kepada para Malaikat bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala ingin menjadikan di muka bumi ini Khalifah (penguasa), maka Malaikat berkata kepada Allah:

…أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ…

Apakah Engkau Ya Allah akan menjadikan di muka bumi ini makhluk yang akan membuat kerusakan di dalamnya dan menumpahkan darah, sementara kami selalu mensucikanMu dari sifat-sifat kekurangan.” (QS. Al-Baqarah[2]: 30)

Maka Allah berfirman:

…إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ ﴿٣٠﴾

Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kalian tidak ketahui.” (QS. Al-Baqarah[2]: 30)

Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengajarkan kepada Nabi Adam ‘Alaihish Shalatu was Salam nama-nama benda atau makhluk semuanya, kemudian Allah menanyakan hal tersebut kepada para Malaikat. Allah berfirman: “Coba sampaikan kepadaKu tentang nama-nama benda-benda ini jika kalian adalah orang-orang yang benar.” Para Malaikat pun berkata:

…سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ ﴿٣٢﴾

Maha Suci Engkau Ya Allah, kami tidak punya ilmu kecuali apa yang Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkau lah yang Maha Mengetahui, yang Maha Sempurna IlmuMu dan Maha Memiliki Hukum dan hikmah yang sempurna.” (QS. Al-Baqarah[2]: 32)

Sampai di akhir kisah -Nabi Adam yang disebutkan di dalam Al-Qur’an ini- dan ketika Allah memerintahkan kepada para Malaikat untuk sujud penghormatan kepada Adam, kemudian iblis enggan melakukannya, lantas kemudian dikeluarkan, diusir oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dari surga.

Ini ayat yang akan dijadikan sebagai dalil oleh Imam Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala tentang beberapa segi keutamaan dan kemuliaan ilmu. Beliau katakan bahwa penjelasan tentang keutamaan ilmu dari kisah di surat Al-Baqarah ini bisa kita lihat dari beberapa segi.

Yang pertama, Allah Subhanahu wa Ta’ala di sini membantah para Malaikat ketika para Malaikat bertanya: “Bagaimana mungkin Allah menjadikan di muka bumi ini orang yang lebih taat kepadaNya dibandingkan mereka yang selalu bertasbih memuji Allah?” Maka Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kalian tidak ketahui.”

Maka Allah menjawab pertanyaan para Malaikat dengan menegaskan bahwa Dia mengetahui hal-hal yang tersembunyi, hakikat dari segala sesuatu yang itu tidak diketahui oleh para Malaikat. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Sempurna ilmuNya, hukum serta hikmahNya.

Maka tampaklah dari diutusnya Khalifah di muka bumi ini sebaik-baik makhluk Allah, sebaik-baik dari RasulNya, para NabiNya, hamba-hambaNya yang shalih, orang-orang yang mati syahid, orang-orang shiddiq, para ulama, tingkatan-tingkatan ahlul ilmi dan orang-orang yang beriman. Nampak di antara mereka orang-orang yang lebih baik daripada Malaikat.

Kemudian dengan hikmah kejadian ini nampaklah hakeikat daripada iblis yang dia merupakan seburuk-buruk makhluk di alam semesta. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengeluarkan sebaik-baik makhluk dari adanya Khalifah yang Allah jadikan di muka bumi dari keturunan Nabi Adam ‘Alaihish Shalatu was Salam dan juga mengeluarkan iblis. Dan para Malaikat tentu sebelumnya tidak mengetahui akan kedua hal ini dan juga tidak mengetahui bagaimana di dalam penciptaan Nabi Adam ‘Alaihish Shalatu was Salam dan dengan dia ditempatkan di muka bumi terdapat hikmah-hikmah yang sangat mengagumkan di balik semua itu.

Sehingga akan turun agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagai sebaik-baik agama, kemudian dengan sebab itu ada orang-orang yang mempelajari ilmu dan mengamalkannya, yang itu akan mendapatkan keberuntungan. Kemudian ada orang-orang yang durhaka yang dia akan celaka mengikuti jalannya iblis, Naudzubillahi min dzalik.

Hikmah-hikmah yang agung dan besar ini Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Mengetahuinya, sedangkan para Malaikat tentu tidak mengetahuinya. Ini menunjukkan keutamaan ilmu dengan perenungna terhadap ayat ini.

Yang kedua, bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika ingin menampakkan keutamaan dan keistimewaan Nabi Adam atau mengungkapkan kelebihan Nabi Adam dibandingkan makhluk yang lain, Allah Subhanahu wa Ta’ala istimewakan dia dengan ilmu. Di ayat ini disebutkan bahwa Allah mengajarkan kepada Nabi Adam nama-nama benda yang kemudian ketika dihadapkan kepada para Malaikat, Allah berfirman kepada mereka:

…أَنبِئُونِي بِأَسْمَاءِ هَـٰؤُلَاءِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ ﴿٣١﴾

Wahai Malaikat, sampaikan kepadaKu nama benda-benda ini jika kalian adalah orang-orang yang benar.” (QS. Al-Baqarah[2]: 31)

Di sebutkan di dalam tafsir, di antaranya di dalam tafsir Ibnu Katsir diterangkan riwayat yang menyebutkan bahwa para Malaikat itu sempat berkata: “Allah tidak akan mungkin menciptakan makhluk yang lebih mulia di sisiNya melebihi kami.” Maka mereka menyangka mereka itu lebih baik dan lebih utama daripada Khalifah (Nabi Adam ‘Alaihish Shalatu was Salam) yang Allah jadikan di muka bumi.

Maka ketika Allah menguji mereka dengan dihadapkan kepada mereka nama-nama tadi untuk ditanyakan dan mereka tidak tahu, ketika Allah menguji mereka dengan ilmu yang Allah ajarkan kepada Adam Alaihish Shalatu was Salam, akhirnya para Malaikat pun mengakui kelemahan diri mereka dan ketidaktahuan mereka dalam hal-hal yang belum diajarkan kepada mereka. Akhirnya mereka mengatakan di ayat ini tadi:

قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ ﴿٣٢﴾

Mereka berkata: ‘Maha Suci Engkau ya Allah, kami tidak punya ilmu kecuali yang egkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui dan Maha Sempurna hukum dan hikmahMu.’” (QS. Al-Baqarah[2]:  32)

Maka ketika inilah Allah Subhanahu wa Ta’ala nampakkan di hadapan para MalaikatNya keutamaan Nabi Adam karena kekhususan yang Allah ajarkan baginya ilmu yang tidak diketahui oleh para Malaikat.

Allah berfirman:

قَالَ يَا آدَمُ أَنبِئْهُم بِأَسْمَائِهِمْ ۖ فَلَمَّا أَنبَأَهُم بِأَسْمَائِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُل لَّكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ…

‘Wahai Adam, sampaikanlah kepada mereka tentang nama-nama benda-benda itu.’ Ketika Nabi Adam menyampaikan kepada mereka nama-nama benda-benda itu, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: ‘Bukankah telah Aku katakan kepada kalian sesungguhnya Aku Maha Mengetahui perkara yang ghaib di langit-langit dan di bumi.’” (QS. Al-Baqarah[2]: 33)

Ini juga menunjukkan bahwa Allah mengistimewakan Nabi Adam dengan ilmu yang Allah ajarkan kepadanya dan tidak diajarkan kepada para Malaikat.

Simak pada menit ke-13:18

Download MP3 Kajian Tentang Tingkatan-Tingkatan Orang Berilmu dan Beriman


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/48451-tingkatan-tingkatan-orang-berilmu-dan-beriman/